Terlambatnya pemberian Allah setelah engkau bersungguh-sungguh berdoa janganlah menyebabkan dirimu berputus asa.
Ketahuilah Allah menjamin doa yang kau panjatkan sesuai dengan pilihan-Nya (kehendakNya), bukan kerana kehendakmu.
Adab orang berdoa adalah memperhatikan tata kesopanan dan merendahkan hati. Permintaan yang kau lakukan bukan terhadap sesama manusia, tetapi permohonan kepada Raja kepada para raja. Seorang bawahan jika menghadap raja, ia menata sikapnya sebaik mungkin. Berjalan tunduk dengan penuh sopan. Cara bicaranya diatur jangan sampai keliru. Sikapnya sangat hati-hati, jangan sampai membuat raja merasa tidak senang. la benar-benar menunjukkan kehambaanya sebagai orang yang hina. Jika mengajukan permohonan, maka tak pernah memaksakan kehendaknya. Dikabulkan atau tidak itu urusan raja. Namun dalam hati digantungkan harapan, semoga permohonannya diluluskan. Jika diluluskan, ia keluar istana dengan senang hati, tetapi tidak berbangga hati. Ia tak pernah berkata kepada orang-orang di luar istana bahawa permohonan raja itu atas kehendaknya. Tetapi terkabulnya permohonan itu kerana kemurahan raja.Lalu bagaimana dirimu dalam berdoa? Sesungguhnya Allah lebih Pemurah dari raja dunia. Kerana Maha Pemurah, maka tak ada halangan bagi-Nya untuk mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Hanya saja, bilakah masanya doa itu dibalas dengan rahmat. Waktunya terserah kepada Allah. Sebab Dia yang Punya Hak untuk itu.
Seringkali manusia mengeluh, sampai dia berani `menyalahkan' Tuhannya. Ini kerana doanya dirasa tidak dikabulkan. Ia sudah penat berdoa, tetapi belum juga ada perubahan bagi nasibnya.
Orang-orang semacam ini tidak berbaik sangka kepada Allah subhanahu wa Ta’ala. Jika ia berbaik sangka, tentu hatinya akan yakin bahawa Allah mengabulkan doanya. Hanya, saja balasan itu tidak secepat yang diharapkan, kerana Allah jua yang berkehendak memilih waktunya yang tepat.Jika doamu terkabulkan dalam waktu yang tepat sesuai harapanmu, maka, janganlah engkau mengira bahawa, rahmat itu kerana doamu. Jangan menyangka kerana engkau dekat kepada Allah dan merasa setiap ucapanmu terkabulkan. Sama sekali tidak! Rahmat dan pemberian-Nya bukan kerana, kehendak doamu. Jika kerana doa kemudian Allah menuruti kemauan hamba-Nya, maka di manakah letaknya Kekuasaan Allah. Jika demikian bererti Allah boleh diatur sekehendak hamba-Nya.Oleh kerana itu, sesungguhnya yang engkau lakukan adalah berdoa, kerana doa adalah keperluan sebagai sarana untuk menyandarkan diri kepada KekuasaanNya.
Masalah dikabulkan atau tidak, itu sepenuh-Nya urusan Allah. Jika dikabulkan, bukan bererti Allah menuruti kehendakmu. Jika pemahaman ini engkau renungkan dalam hati, maka engkau tak akan berputus asa dalam berdoa.Sesungguhnya berdoa, itu merupakan bahagian dari ibadah.
Setiap engkau memerlukan apa saja, hendaknya dirimu bersandar kepada Allah dengan hati yang berharap. Dengan hati yang selalu berprasangka baik kepada-Nya. Janganlah engkau berputus asa apabila doa masih belum terkabul.
Yakinilah dalam hatimu, setiap doa pasti dikabulkan Allah. Bukankah Dia telah berjanji sebagaimana dalam Surat Al Baqarah ayat 186, "Dan jika hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwa, Aku sangat dekat (dengannya). Aku mengabulkan permintaan orang yang meminta, jika ia mau berdoa kepadaKu. Hendaklah mereka memenuhi perintahKu dan beriman kepadaKu, agar mereka senantiasa dalam kebenaran."
Kemudian dalam surat Al Mukminiin 60, Allah semakin memberi ketegasan atas janjinya, "Berdoalah kepadaKu, pasti Aku akan kabulkan!". Seandainya orang berdoa tahu bahwa terkabulnya doa dipilih Allah saat di akhirat, maka itu lebih baik daripada diberikan di dunia, sebab nilai rahmat di akhirat lebih besar dibandingkan nilai rahmat di dunia.
Hendaknya engkau bersyukur, kerana sesuatu yang ditentukan dan dipilih Allah adalah sebaik-baik ketentuan. I merupakan sebaik-baik pilihan bagi mu.Meskipun kadang-kadang engkau menilai bahawa sesuatu yang kau terima itu tidak menyenangkan. Namun sesungguhnya di balik ketidaktahuanmu itu tersimpan hikmah yang sangat besar.
Cubalah engkau renungkan firman-Nya dalam surat Al Baqarah ayat 216 ini, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal sesungguhnya sesuatu yang kau benci itu baik bagimu. Dan boleh jadi engkau menyenangi sesuatu, padahal sebenarnya sesuatu yang kaucintai itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui."
Rasulullah SAW juga menegaskan dalam sabdanya, "Tiada seorang pun yang berdoa melainkan Allah pasti akan mengabulkm doanya, atau dihindarkan bahaya padanya atau diampuni sebagian dosanya selama ia tidak berdoa untuk sesuatu yang menjurus pada dosa dan memutus hubungan silaturrahim."
Sekarang yang perlu dilakukan oleh seorang hamba adalah berdoa, bergantung dan yakin kepada cara-cara yang sempurna dari Allah, kerana Dia Mengetahui keadaan hambaNya dengan sebenar-benarnya.
(Sumber : Ibnu Atho ‘illah, Intisari Kitab Al-Hikam, 2005)